History
Foto Giri Kedaton
Giri Kedaton, begitu nama kerajaan Islam yang ada di Gresik.
Hingga kini, kerajaan ini masih bisa turis lihat bukti-bukti keberadaannya di
daerah Kebomas, Gresik. Kerajaan ini pun menjadi objek wisata penting bagi kota
ini.
Sebagian ulama berpendapat bahwa Giri Kedaton merupakan pesantren yang didirikan oleh Sunan Giri. Giri Kedaton berada di atas sebuah bukit yang tinggi di Kota Gresik, sesuai namanya giri yang berarti bukit dan kedaton yang berarti kerajaan.
Dengan demikian para ahli sejarah menyimpulkan bahwa Giri
Kedaton merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Hal ini sekaligus
merupakan cikal bakal berdirinya Kerajaan Islam Demak, Pada kurun waktu
tertentu, di kawasan itu juga pernah terjadi suksesi kepemimpinan. Ini adalah
suksesi pemerintahan para sunan sebagai keturunan Sunan Giri (Dinasti Giri).
Karena itu, masyarakat Gresik umumnya menganggap Giri Kedaton sebagai Kerajaan
Islam yang didirikan oleh Sunan Giri, atau yang memiliki nama lain Raden Paku
itu.
Kerajaan Giri Kedaton adalah sebuah kerajaan agama Islam di
daerah Gresik, Jawa Timur sekitar abad ke-15 sampai 17. Kerajaan ini pernah
berjaya sebagai pusat agama Islam yang pengaruhnya bahkan sampai menyebar ke
daerah Maluku.
Giri Kedaton didirikan oleh Raden Paku, seorang anggota
Walisongo tahun 1487. Suatu ketika dikisahkan, Raden Paku pergi menemui ayahnya
yang menjadi ulama di Pasai, bernama Maulana Ishak. Ayahnya itu menyuruhnya
untuk membangun sebuah pondok pesantren di daerah Gresik.
Raden Paku menemukan tanah yang mirip dengan tempat tinggal
ayahnya. Tanah tersebut terletak di Bukit Giri (sekarang masuk kecamatan
Kebomas, Gresik). Di atas bukit itu didirikan sebuah pesantren bernama Giri
Kedaton. Raden Paku sebagai pemimpin bergelar Prabu Satmata, atau Sunan Giri I.
Meskipun hanya sekolah agama, namun murid-murid Giri Kedaton
berdatangan dari segala penjuru, bahkan dari Ternate. Murid-murid Giri Kedaton
ini tidak hanya kalangan rakyat kecil, namun juga para pangeran dan bangsawan.
Kerajaan Majapahit yang sudah rapuh merasa khawatir melihat
perkembangan Giri Kedaton. Para pangeran yang telah menamatkan pendidikan
mereka setelah kembali ke negeri masing-masing mengobarkan semangat baru untuk
lepas dari kekuasaan Majapahit. Daerah kekuasaan Majapahit memang semakin
berkurang sejak meletusnya Perang Paregreg tahun 14011406.
Dikisahkan pula, Majapahit menyuruh sekutunya yang masih
setia, yaitu Sengguruh, untuk menyerang Giri. Pihak Giri yang hanya terdiri
dari para santri tentu saja mengalami kekalahan. Pemimpinnya, yaitu Sunan Dalem
sampai mengungsi ke desa Gumena.
Giri Kedaton mengalami puncak kejayaan di bawah kepemimpinan
Sunan Prapen tahun 15481605. Saat itu Giri tidak hanya sekadar sekolah agama,
namun juga menjadi kerajaan yang meiliki kekuatan politik.
Misalnya, Sunan Prapen dikisahkan menjadi pelantik Sultan
Adiwijaya raja Pajang. Ia juga menjadi mediator pertemuan antara Adiwijaya
dengan para bupati Jawa Timur tahun 1568. Dalam pertemuan itu, para bupati Jawa
Timur sepakat mengakui kekuasaan Pajang sebagai kelanjutan Kesultanan Demak
Sunan Prapen juga menjadi juru damai peperangan antara
Panembahan Senopati raja Mataram melawan Jayalengkara bupati Surabaya tahun
1588. Peperangan itu dilatarbelakangi oleh penolakan para bupati Jawa Timur terhadap
kekuasaan Senopati yang telah meruntuhkan Kesultanan Pajang.
Tidak hanya itu, Sunan Prapen hampir selalu menjadi pelantik
setiap ada raja Islam yang naik takhta di segenap penjuru Nusantara.
kutipan :id.wikipedia.org/wiki/Giri_Kedaton
Makam Sunan Giri
Foto Komplek sunan Giri
Antara makam Sunan Giri dan situs Giri Kedaton
letaknya terpisah dengan jarak kurang lebih 500 meter. Komplek makam Sunan Giri
juga berada di perbukitan.
Makam Sunan Giri dan keturunannya terletak
dalam sebuah bangunan. Khusus pada makam Sunan Giri terdapat keunikan dalam
arsitek bangunannya.
Bangunan kayu mengelilingi makam berukir indah.
Bangunan ini tampak menarik dengan warna coklat keemasan, dan ada sedikit warna
merah di situ. Seni ukir dan pahatan kayu menunjukkan pengaruh agama sebelum
Islam.
Di bagian pintu masuk makam terdapat sepasang
patung berukiran kayu yang menyerupai ular naga. Ketika kami mintai keterangan,
juru kunci makam Sunan Giri mengatakan setiap hari makam ini ramai dikunjungi
peziarah. Bahkan tak sedikit pengunjung datang dari luar Kota Gresik.
Pada hari-hari tertentu seperti malam Jumat,
peziarah yang berkunjung lebih banyak lagi. Tidak jauh dari makam Sunan Giri,
kira-kira 200 meter sebelah kanan komplek makam, terdapat tempat persemayaman
keturunan sunan yang lain, yakni Sunan Prapen.
Masih di Kecamatan Kebomas, Gresik tepatnya
Desa Sidomukti Gang XV terdapat Giri Kedaton. Letaknya kira-kira beberapa ratus
meter dari makan Sunan Giri. Menuju situs ini pengunjung harus berjalan
menaiki tangga berundak yang terbuat dari semen.
Situs Giri Kedaton berada jauh lebih tinggi
dari makam sunan. Dari tempat yang tinggi ini, para pengunjung bisa menyaksikan
indahnya pemandangan Kota Gresik. Tak ketinggalan merasakan tiupan angin yang
sejuk sepoi-sepoi basah.
Menurut cerita juru kunci situs, dulu sebelum
mendirikan Giri Kedaton, Sunan Giri harus bertafakur atau berserah diri kepada
Tuhan. Ia bertafakur selama 40 hari 40 malam.
Ayahanda Sunan Giri, yakni Maulana Ishak
memerintahkan beliau agar mendirikan pesantren. Lokasinya berada di daerah yang
tanahnya sama dengan segumpal tanah yang diberikannya kepada Sunan Giri.
Segumpal tanah pemberian Maulana Ishak ternyata
cocok atau sesuai dengan kawasan perbukitan Desa Sidomukti, Kebomas, Gresik. Di
tempat ini Sunan Giri merasakan kedamaian. Akhirnya beliau memutuskan untuk
mendirikan pesantren atau kerajaan yang kelak bernama Giri Kedaton.
Di komplek situs Giri Kedaton pengunjung bisa
menyaksikan bukti-bukti lain tentang keberadaan kerajaan ini di masa silam,
antara lain: makam Raden Supeno putra pertama Sunan Giri, kolam sebagai
tempat berwudhu sunan dan santrinya, makam para kerabat dekat sunan, bebatuan
yang diyakini sebagai tempat berkumpul dan berunding para sunan keturunan Sunan
Giri.
Situs Giri Kedaton sendiri merupakan bangunan
yang terbuat dari batu andesit bertingkat berundak-undak. Ada sekitar lima
undakan di sana. Di bagian paling atas berdiri bangunan masjid yang sudah
direnovasi.
Kolam tempat berwudu sunan dan santrinya
terbuat dari batu bata tebal. Ada kemiripan dengan bahan batu bata candi
peninggalan Majapahit di daerah Trowulan
No comments:
Post a Comment